Kamis, 03 Juli 2014

ketemu lagi

tadi kita ketemu lagi lewat media chat di facebook
apa mungkin kita sehati? tiap kali rindu ini berlabuh kepadamu, tiba-tiba saja kamu hadir. entah itu lewat facebook ataupun sms. tapi... apa mau dikata, kebahagiaan ini hanya sepintas saja. mengingat kau sudah dengannya.
sebenarnya bukan hanya aku saja yang salah menempati perasaan ini, kamu juga patut disalahkan. karna kamu memberi perhatian lebih sehingga selayaknya wanita yang normal, aku dengan mudahnya terbang melayang mendapatkan perhatian yang tidak seperti biasanya.
akkhh....
sudahlah aku tak mau memikirkanmu lagi
karna semakin kau hadir dibayangku, semakin itu pula kurasakan kecewa yang perih.
dan kini, pelan tapi pasti aku mulai memupuskan rasa ini
bisa!! karna biasa.
bye...
sampai jumpa.

Rabu, 02 Juli 2014

belajar ikhlas

belajar ikhlas, melihatmu bahagia meski harus bersamanya
belajar ikut tersenyum, ketika kau juga tersenyum meski ada dia disampingmu
belajar melapangkan dada, ketika tahu harapan hanya mimpi yang tak berkenyataan
belajar melupakanmu, pelan tapi pasti
belajar menahan sesak di dada, ketika aku benar-benar memahami realita
belajar... semuanya memang butuh belajar
karna kita tak akan pernah tahu tanpa belajar terlebih dahulu.
dan untukmu.....
terimakasih, kau telah memberi banyak pelajaran berarti untuk saat ini.
kemudian untuknya.....
terimakasih juga, karna aku akan terus tenggelam dalam angan-angan kalau tidak kau bentangkan sebuah kenyataan pahit itu.

seperti menelan duri

benar, seperti menelan duri
ditahan sakit, dikeluarkan susah. ada apa ini? tiba-tiba saja aku merasakan kehilangan. padahal dia bukan siapa-siapaku. bahkan dia sudah dimiliki sahabatku sendiri. meski kabarnya putus. ah, entahlah meskipun hubungannya retak, hancur sekalipun aku tetap tidak ingin memilikinya. karna tetap saja Cap Perebut itu pasti ada. dari awal aku sudah menolak dengan tegas ketika sahabatku itu menawarkannya kepadaku. (hmm.. seperti barang saja pake tawar-menawar segala :D)
tapi.. yahh!! kenapa aku tiba-tiba merasa kehilangan begini?
benar-benar seperti menelan duri. ditahan sakit, dikeluarkan susah. da kamu itu durinya.